Kisah Sedih Guru Swasta di Tangerang Selatan: Tunjangan Insentif Belum Maksimal!

RISKS - Semangat guru atau pendidik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cukup tinggi untuk memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Namun dibalik semangatnya itu sebagian guru harus menutupinya untuk disimpan dalam-dalam di lubuk hati.

Mereka tetap harus semangat dihadapan murid-muridnya, meski selalu dibayang-bayangi dengan adanya pembagian tunjangan insentif yang tidak merata bagi guru swasta yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial, Jumat 25 November 2022.

Padahal satu sisi berdasarkan regulasi, para guru swasta memiliki persyaratan yang sama yakni lulusan S1 dan sudah mengajar minimal 3 tahun. Namun, pembagian tunjangan insentif yang diterima guru swasta justru tidak merata. Ada apa dengan persoalan ini?

Baca Juga: Ingin Tolong Korban, Securiti Bintaro Jaya Jadi Korban Kecelakaan

Ketua Perkumpulan Kepala Sekolah Swasta (PKSS), Eko Pranoto kepada wartawan menjelaskan terkait tunjangan insentif yang di terima oleh guru swasta di Tangerang Selatan. Menurut Eko, tunjangan insentif untuk guru swasta di Tangerang Selatan belum merata.

"Peringatan Hari Guru ke 77 di Tangerang Selatan dilakukan hampir di semua sekolah dengan meriah. Namun ada PR besar yang perlu diselesaikan terutama terkait tunjangan insentif guru swasta yang saat ini belum merata," terang Eko Pranoto.

"Hari ini serempak seluruh guru di Indonesia memperingati Hari Guru yang ke 77, rasa bangga rasa haru campur aduk dalam hati setiap insan guru," ujarnya.

Baca Juga: Preview Iran vs Wales: Usung Semangat Asia

Meski begitu, Eko menjelaskan terkait belum maksimalnya pemberian tunjangan insentif kepada guru swasta. Kendala itu, kata Eko, lantaran adanya kuota terbatas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan.